Contoh Makalah Konsep Pendidikan dalam Ajaran Islam II
A.
Konsep Pendidikan dalam Ajaran Islam
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang selanjutnya
dijadikan pedoman hidup (way of life) kaum muslim yang tidak ada lagi keraguan
di dalamnya. Di dalamnya terkandung ajaran-ajaran pokok (prinsip dasar) menyangkut
segala aspek kehidupan manusia yang selanjutnya dapat dikembangkan sesuai
dengan nalar masing-masing bangsa dan kapanpun masanya dan hadir secara
fungsional memecahkan problem kemanusiaan. Salah satu permasalah yang tidak
sepi dari perbincangan umat adalah masalah pendidikan.
Dalam al-Qur’an sendiri telah memberi isyarat bahwa
permasalahan pendidikan sangat penting, jika al-Qur’an dikaji lebih mendalam
maka kita akan menemukan beberapa prinsip dasar pendidikan, yang selanjutnya
bisa kita jadikan inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka membangun
pendidikan yang bermutu. Ada beberapa indikasi yang terdapat dalam al-Qur’an
yang berkaitan dengan pendidikan antara lain; Menghormati akal manusia,
bimbingan ilmiah, fitrah manusia, penggunaan cerita (kisah) untuk tujuan
pendidikan dan memelihara keperluan sosial masyarakat .
Untuk mengkaji aspek pendidikan dalam al-Qur’an maka
makalah ini sengaja dibuat, dalam makalah ini penulis hanya memaparkan tentang
pengertian pendidikan, istilah-istilah pendidikan dalam al-Qur’an, hakikat dan
prinsip dasar, serta analisis problem di dunia pendidikan Islam terutama di
Indonesia, bagaimana konsep ideal pendidikan Islam? dan bagaimana realitas
pendidikan Islam di Indonesia? serta bagaimana mewujudkan pendidikan Islam yang
bermutu?
B. Pengertian Konsep Pendidikan dalam Al-qur’an.
Istilah pendidikan bisa ditemukan dalam al-Qur’an
dengan istilah ‘at-Tarbiyah’, ‘at-Ta’lim’, dan ‘at-Tadhib’, tetapi lebih banyak
kita temukan dengan ungkapan kata ‘rabbi’, kata at-Tarbiyah adalah bentuk
masdar dari fi’il madhi rabba , yang mempunyai pengertian yang sama dengan kata
‘rabb’ yang berarti nama Allah. Dalam al-Qur’an tidak ditemukan kata
‘at-Tarbiyah’, tetapi ada istilah yang senada dengan itu yaitu; ar-rabb,
rabbayani, murabbi, rabbiyun, rabbani. Sebaiknya dalam hadis digunakan istilah
rabbani. Semua fonem tersebut mempunyai konotasi makna yang berbeda-beda.
Beberapa ahli tafsir berbeda pendapat dalam
mengartikan kat-kata diatas. Sebagaimana dikutip dari Ahmad Tafsir bahwa
pendidikan merupakan arti dari kata ‘Tarbiyah’ kata tersebut berasal dari tiga
kata yaitu; rabba-yarbu yang bertambah, tumbuh, dan ‘rabbiya- yarbaa’ berarti
menjadi besar, serta ‘rabba-yarubbu’ yang berarti memperbaiki, menguasai
urusan, menuntun, menjaga, memelihara.
Konferensi pendidikan Islam yang pertama tahun 1977
ternyata tidak berhasil menyusun definisi pendidikan yang dapat disepakati, hal
ini dikarenakan; 1) banyaknya jenis kegiatan yang dapat disebut sebagai
kegiatan pendidikan, 2) luasnya aspek yang dikaji oleh pendidikan.
Para ahli memberikan definisi at-Tarbiyah, bila
diidentikan dengan ‘arrab’ sebagai berikut;
1) Menurut al-Qurtubi, bahwa; arti
‘ar-rabb adalah pemilik, tua, Maha memperbaiki, Yang Maha pengatur, Yang Maha
mengubah, dan Yang Maha menunaikan
2) Menurut louis al-Ma’luf, ar-rabb
berarti tuan, pemilik, memperbaiki, perawatan, tambah dan mengumpulkan .
3) Menurut Fahrur Razi, ar-rabb
merupakan fonem yang seakar dengan al-Tarbiyah, yang mempunyai arti at-Tanwiyah
(pertumbuhan dan perkembangan) .
4) Al-Jauhari memberi arti at-Tarbiyah,
rabban dan rabba dengan memberi makan, memelihara dan mengasuh.
5)
Kata dasar
ar-rabb, yang mempunyai arti yang luas antara lain; memilki, menguasai,
mengatur, memelihara, memberi makan, menumbuhkan, mengembangkan dan berarti
pula mendidik.
Apabila pendidikan Islam di identikan dengan
at-ta’lim, para ahli memberikan pengertian sebagai berikut;
a) Abdul Fattah Jalal, mendefinisikan
at-ta’lim sebagai proses pemberian pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung
jawab, dan penanaman amanah, sehingga penyucian atau pembersihan manusia dari
segala kotoran dan menjadikan diri manusia berada dalam kondisi yang
memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta mempelajari apa yang bermanfaat
baginya dan yang tidak diketahuinya . At-ata’lim menyangkut aspek pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam hidup serta pedoman prilaku
yang baik. At-ta’lim merupakan proses yang terus menerus diusahakan semenjak
dilahirkan, sebab menusia dilahirkan tidak mengetahui apa-apa, tetapi dia
dibekali dengan berbagai potensi yang mempersiapkannya untuk meraih dan
memahami ilmu pengetahuan serta memanfaatkanya dalam kehidupan.
b) Munurut Rasyid Ridho, at-ta’lim
adalah proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa
adanya batasan dan ketentuan tertentu . Definisi ini berpijak pada firman Allah
al-Baqoroh ayat 31 tentang allama Allah kepada Nabi Adam as, sedangkan proses
tranmisi dilakukan secara bertahap sebagaimana Adam menyaksikan dan
menganalisis asma-asma yang diajarkan Allah kepadanya. Dari penjelasan ini
disimpulkan bahwa pengertian at-ta’lim lebih luas/lebih umum sifatnya daripada
istilah at-tarbiyah yang khusus berlaku pada anak-anak. Hal ini karena
at-ta’lim mencakup fase bayi, anak-anak, remaja, dan orang dewasa, sedangkan
at-tarbiyah, khusus pendidikan dan pengajaran fase bayi dan anak-anak.
c) Sayed Muhammad an Naquid al-Atas,
mengartikan at-ta’lim disinonimkan dengan pengajaran tanpa adanya pengenalan
secara mendasar, namun bila at-ta’lim disinonimkan dengan at-tarbiyah,
at-ta’lim mempunyai arti pengenalan tempat segala sesuatu dalam sebuah system.
Menurutnya ada hal yang membedakan
antara at-tarbiyah dengan at-ta’lim, yaitu raung lingkup at-ta’lim lebih umum
daripada at-tarbiyah, karena at-tarbiyah tidak mencakup segi pengetahuan dan
hanya mengacu pada kondisi eksistensial dan juga at-tarbiyah merupakan
terjemahan dari bahasa latin education, yang keduanya mengacu kepada segala
sesuatu yang bersifat fisik-mental, tetapi sumbernya bukan dari wahyu.
Pengunaan at-ta’dib, menurut Naquib
al-Attas lebih cocok untuk digunakan dalam pendidikan Islam, konsep inilah yang
diajarkan oleh Rasul. At-ta’dib berarti pengenalan, pengakuan yang secara
berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat
dari segala sesuatu dalam tatanan penciptaan sedimikian rupa, sehingga
membimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan dalam
tatanan wujud dan keberadaanya .
Kata ‘addaba’ yang juga berarti
mendidik dan kata ‘ta’dib’ yang berarti pendidikan adalah diambil dari hadits
Nabi “Tuhanku telah mendidikku dan dengan demikian menjadikan pendidikanku yang
terbaik” .
d) Menurut Muhammad Athiyah al-Abrasy,
pengertian at-ta’lim berbeda dengan pendapat diatas, beliau mengatakan bahwa;
at-ta’lim lebih khusus dibandingkan dengan at-tarbiyah, karena at-ta’lim hanya
merupakan upaya menyiapkan individu dengan mengacu pada aspek-aspek tertentu
saja, sedangkan at-tarbiyah mencakuip keseluruhan aspek-aspek pendidikan .
e) Masih lagi pengertian pendidikan
Islam dari berbagai tokoh pemikir Islam, tetapi cukuplah pendapat diatas untuk
mewakili pemahaman kita tentang konsep pendidikan Islam (al-Qur’an ). Konsep
filosofis pendidikan Islam adalah bersumber dari hablum min Allah (hubungan
dengan Allah) dan hablum min al-nas (hubungan dengan sesama manusia) dan hablum
min al-alam (hubungan dengan manusia dengan alam sekitas) yang selanjutnya
berkembang ke berbagai teori yang ada seperti sekarang ini. Inprirasi dasar
yaitu berasal dari al-Qur’an.
C.
Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan adalah suatu yang diharapakan tercapai setelah
sesuatu kegiatan selesai atau tujuan adalah cita, yakni suasana ideal itu
nampak yang ingin diwujudkan. Dalam tujuan pendidikan, suasana ideal itu tampak
pada tujuan akhir (ultimate aims of education)
Adapun tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalamai proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu hidup, selain sebagai arah atau petunjuk dalam pelaksanaan pendidikan, juga berfungsi sebagai pengontrol maupun mengevaluasi keberhasilan proses pendidikan.
Adapun tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalamai proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu hidup, selain sebagai arah atau petunjuk dalam pelaksanaan pendidikan, juga berfungsi sebagai pengontrol maupun mengevaluasi keberhasilan proses pendidikan.
Sebagai pendidikan yang nota benenya Islam, maka
tentunya dalam merumuskan tujuan harus selaras dengan syari’at Islam. Adapun rumusan
tujuan pendidikan Islam yang disampaikan beberapa tokoh adalah;
1) Ahmad D Marimba; tujuan pendidikan
Islam adalah; identiuk dengan tujuan hidup orang muslim. Tujuan hidup manusia
munurut Islam adalah untuk menjadi hamba allah. Hal ini mengandung implikasi
kepercayaan dan penyerahan diri kepada-Nya .
2) Dr. Ali Ashraf; ‘tujuan akhir
pendidikan Islam adalah manusia yang menyerahkan diri secara mutlak kepada
Allah pada tingkat individu, masyarakat dan kemanusiaan pada umunya” .
3) Muhammad Athiyah al-Abrasy. “the
fist and highest goal of Islamic is moral refinment and spiritual, training”
(tujuan pertama dan tertinggi dari pendidikan Islam adalah kehalusan budi
pekerti dan pendidikan jiwa)”
4) Syahminan Zaini; “Tujuan Pendidikan
Islam adalah membentuk manusia yang berjasmani kuat dan sehat dan trampil,
berotak cerdas dan berilmua banyak, berhati tunduk kepada Allah serta mempunyai
semangat kerja yang hebat, disiplin yang tinggi dan berpendirian teguh”.
Dari berbagai pendapat tentang tujuan pendidikan Islam
diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membentuk
manusia yang sehat jasmani dan rohani serta moral yang tinggi, untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akherat, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai
anggota masyarakat.
A.
Hakekat Pendidikan dalam al-Qur’an
Hakekat/nilai merupakan esensi yang melekat pada
sesuatu yang sangat berarti bagi kehidupan manusia. Nilai bersifat praktis dan
efektif dalam jiwa dan tindakan manusia dan melembaga secara objektif didalam
masyrakat. Nilai ini merupakan suatu realita yang sah sebagai suatu cita-cita
yang benar dan berlawanan dengan cita-cita palsu yang bersifat khayal .
Dari beberapa pengertian diatas bisa ditarik
kesimpulan bahwa pengertian pendidikan Islam adalah; proses transformasi dan
internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam pada peserta didik melalui
penumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya untuk mencapai keseimbangan dan
kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya. Sehingga dapat dijabarkan pada enam
pokok pikiran hakekat pendidikan Islam yaitu;
1)
Proses
tranformasi dan internalisasi, yaitu upaya pendidikan Isla harus dilakukan
secara berangsur-angsur, berjenjang dan Istiqomah, penanaman nilai/ilmu,
pengarahan, pengajaran dan pembimbingan kepada anak didik dilakukan secara
terencana, sistematis dan terstuktur dengan menggunakan pola, pendekatan dan
metode/sistem tertentu.
2) Kecintaan kepada Ilmu pengetahuan,
yaitu upaya yang diarahkan pada pemberian dan pengahayatan, pengamalan ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang bercirikhas
Islam, dengan disandarkan kepada peran dia sebagai khalifah fil ardhi dengan
pola hubungan dengan Allah (hablum min Allah), sesama manusia (hablum minannas)
dan hubungan dengan alam sekitas (hablum min al-alam).
3) Nilai-nilai Islam, maksudnya adalah
nilai-nilai yang terkandung dalam praktek pendidikan harus mengandung nilai
Insaniah dan Ilahiyah. Yaitu:
a) nilai yang bersumber dari
sifat-sifat Allah sebanyak 99 yang tertuang dalam “al Asmaul Husna” yakni
nama-nama yang indah yang sebenarnya karakter idealitas manusia yang
selanjutnya disebut fitrah, inilah yang harus dikembangkan.
b) Nilai yang bersumber dari
hukum-hukum Allah, yang selanjutnya di dialogkan pada nilai insaniah. Nilai ini
merupakan nilai yang terpancar dari daya cipta, rasa dan karsa manusia yang
tumbuh sesuai dengan kebutuhan manusia.
4) Pada diri peserta didik, maksudnya
pendidikan ini diberikian kepada peserta didik yang mempunyai potensi-potensi
rohani. Potensi ini memmungkinkan manusia untuk dididik dan selanjutnya juga
bisa mendidik.
5) Melalui pertumbuhan dan pengembangan
potensi fitrahnya, tugas pokok pendidikan Islam adalah menumbuhkan,
mengembangkan, memelihara, dan menjaga potensi manusia, sehingga tercipta dan
terbentuklah kualitas generasi Islam yang cerdas, kreatif dan produktif.
6) Menciptakan keseimbangan dan
kesempurnaan hidup, dengan kata lain ‘insan kamil’ yaitu manusia yang mampu
mengoptimalkan potensinya dan mampu menyeimbangkan kebutuhan jasmani dan
rohani, dunia dan akherat. Proses pendidikan yang telah dijalani menjadikan
peserta didik bahagia dan sejahtera, berpredikat khalifah fil ardhi.
Prinsip diatas adalah pikiran idealitas pendidikan
Islam terutama di Indonesia, tetapi dalam mewujudkan cita-cita tersebut banyak
sekali permasalah yang telah menghambat pencapaian cita-cita tersebut malah
terkadang membelokkan tujuan utama dari pendidikan Islam. Problem pendidikan
Islam harus menjadi tanggung jawab bersama baik dari pendidik, pemerintah,
orang tua didik dan anak didik itu sendiri, jadi kesadaran dari semua pihak
sangatlah diharapkan.
B.
Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam
Kata ‘prinsip’ adalah akar kata dari principia yang
diartikan sebagai permualaan, yang dengan suatu cara tertentu melahirkan
hal-hal lain, yang keberadaannya tergantung dari pemula itu’ . jadi kalau
berbicara mengenai prinsip pendidikan Islam, maka pelaksanaan pendidikan ini
telah digariskan oleh prinsip atau konsep dalam ajaran Islam. Prinsip-prinsip
tersebut adalah;
a) Pendidikan Islam sebagai suatu
proses pengembangan diri; Manusia adalah makhluk paedagogik, yaitu makhluk
Allah yang dapat dididik dan dapat mendidik. Potensi itu ada dengan adanya
pemberian Allah berupa akal-pikiran, perasaan, nurani, yang akan dijalani
manusia baik sebgai makhluk individu maupun sebagai makhluk yang bermasarakat. Potensi
yang besar tidak akan bisa kita manfaatkan jika kita tidak berusaha untuk
mengaktifkan, mengembangkan dan melatihnya. Hal itu membutuhkan sebuah proses
yang akan memakan waktu, tenaga bahkan biaya, tetapi mengingat potensi yang
luar biasa yang kita akan raih hal itu tidak ada artinya apa-apa. Jadi
pendidikan adalah proses untuk mengembangakan potensi diri.
b) Pendidikan Islam; pendidikan yang
bebas; Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan berkehendak dan berbuat yang
diberikan Allah kepada manusia, kebebasan ini tentunya terikat dengan hukum
syara’. Kebebasan disini berarti manusia bebas memilih prosesnya masing-masing
dari prinsip ini seorang pendidik tidak bisa memaksa anak didik untuk
menentukan pilihan yang harus dijalani anak didik. Pendidik hanya mengarahkan
kemana potensi yang dominan yang bisa dikembangkan oleh peserta didik tersebut.
c) Pendidikan Islam penuh dengan nilai
insaniah dan ilahiyah; Agama Islam adalah sumber akhlak, kedudukan akhlak
sangatlah penting sebagai pelengkap dalam menjalankan fungsi kemanusiaan di
bumi. Pendidikan merupakan proses pembinaan akhlak pada jiwa. Meletakkan
nilai-nilai moral pada anak didik harus diutamakan. Nilai-nilai ketuhanan harus
dikedepankan, pendidikan Islam haruslah memperhatikan pendidikan akhlak atau nilai
dalam setiap pelajaran dari tingkat dasar sampai tingkat tertinggi dan
mengutamakan fadhilah dan sendi moral yang sempurna.
d) Prinsip Keseimbangan hidup; Dalam
pendidikan Islam prinsip keseimbangan meliputi:
-
Keseimbangan
antara kehidupan dunia dan akhirat
-
Keseimbangan
antara kebutuhan jasmanai dan rohani
-
Keseimbangan
antara kepentingan individu dan sosial
-
Keseimbangan
antara ilmu pengetahuan dan amal
Prinsip ini telah ditegaskan dalam
al-Qur’an (Al-Qashas;77); ‘ dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan jaganlah kamu melupakan kebahagiaan
dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu…’
e) Prinsip persamaan; Kesempatan
belajar dalam Islam sama antara laki-laki dan perempuan, oleh karena itu
kewajiban untuk menuntut ilmu juga sama. Sistem pendidikan tidak mengenal
perbedaan dan tidak membeda-bedakan latar belakang orang itu jika dia mau
menuntut ilmu. Semua punya potensi yang sama untuk di didik dan punya
kesempatan yang sama untuk memproses diri dalam pendidikan.
f) Prinsip seumur hidup, sepanjang masa;
Pendidikan yang dianjurkan tidak mengenal batas waktu, tidak mengenal umur.
Seumur hidup manusia harunya terdidik, mulai dari lahir sampai ke liang lahat.
Seluruh kehidupan kita digunakan sebagai proses pendidikan, sebagai proses
untuk menjadi hamba yang baik, menjadi insan kamil.
g) Prinsip diri; Orang telah kehilangan
kepercayaan kepada diri sendiri. Sebenarnya sudah mati sebeluhm mereka hidup,
sebab tidak bisa melihat dunia dengan potensi panca indranya sendiri. Manusia
adalah makhluk yang sempurna dengan berbekal akal, perasaan yang bisa
dikembangkan. dengan inilah harkat manusia lebih tinggi di banding makhluk
lainya. Atau bahkan karena akalnyapun manusia bisa unggul dari manusia satu
dengan manusia lainya.
Hal diatas merupakan konsep pendidikan Islam yang ideal, tetapi bagaimana realitas pendidikan Islam sekarang? Problem pendidikan Nasional kita tidak bisa di anggap pemasalahan yang ringan, prestasi pendidikan kita jauh tertinggal dari bangsa-bangsa lain. Ketertinggalan pembanganan pendidikan Indonesia tercermin dalam Human Development index Report (1999), yang menempatkan Indonesia pada urutan ke-105 se-Asia Tenggara, sungguh prestasi yang tidak membanggakan. Problem pendidikan kita adalah problem sistemik pendidikan artinya; permasalahan menyangkut keseluruhan komponen pendidikan, mulai dari pemerintah sebagai pengambil kebijakan sistem pendidikan nasional, manajerial pemerintah, kompetensi guru/dosen, sarana-prasarana, kurikulum, dukungan masyarat dan lain sebagainya. Oleh karena itu penangannya juga harus melibatkan berbagai pihak, dan sudah seharusnya permasahan ini merupakan tanggung jawab kita bersama.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Demikianlah, kita semua menginsyafi,
pendidikan merupakan persoalan strategis bagi sebuah bangsa. Pendidikan bukan
saja penting bagi upaya melahirkan individu dan masyarakat yang terpelajar,
tetapi juga untuk membangun generasi baru yang siap menghadapi tantangan masa
depan. Selain itu, pendidikan juga menjadi bekal utama sebagai persiapan
memasuki kompetisi global, sebuah persaingan antarbangsa yang demikian ketat
dan berpengaruh terhadap semua dimensi kehidupan: ekonomi, politik, sosial, dan
budaya. Pada akhirnya pendidikan juga akan menentukan kualitas sebuah bangsa,
serta berpengaruh signifikan dalam mendorong proses transformasi sosial menuju
kehidupan yang maju, modern, dan bermartabat.
B.
Saran
Sebagai saran kami hanya mengingatkan sebuah hadis dari Nabi Muhammad SAW
yang
وعن ابن عبا س رضي الله
تعلا عنها انه قال : للعلماء درجات فوق درجاة المؤمنين بسبعما ئة درجا ت. ما بين
الد رجتين خمسا ما ئة سنة. يقا ل: الئلم افضل من الئمل بخمسة او جة : الاول الئلم
بغير عمل يكون والئمل بغير علم لا يكون. و الثا ني الئلم بغير عمل ينفع والئمل
بغير علم لا ينفع. والثا لث الئملل لازم والئمل صفة الئباد. والصفة الله افضل من
صفة الئباد. (اخرجه درة الناصحين) (رواه احمد)
Artinya:
“Dari Ibnu Abbas RA berkata: bagi
orang-orang yang berilmu (ulama) beberapa derajat diatas derajat orang mukmin
dengan berbanding 700 derajat. Antara derajat yang satu dengan yang lain
mencapai 500 tahun dikatakan: “ilmu lebih utama dari amal melalui 5 sistem: 1)
Ilmu tanpa amal pun tetap ada, dan amal tanpa ilmu tak akan bisa, 2) Ilmu tanpa
amal bisa manfaat, dan amal tanpa ilmu tak ada manfaatnya, 3) Amal adalah
permistian, dan ilmu yang menerangi seperti lampu, 4) Ilmu adalah ucapan para
nabi, 5) Ilmu adalah sifat Allah, dan amal adalah sifatan hamba, sementara
sifat Allah lebih utama dari sifatan Hamba”. (Durrotun Nasihin) (H.R. Ahmad)
وقال ابن
مسعود رضي الله عنه : عليكم بالئلم قبل ان يرفع ور فعه موت رءاته فوالذي نفس بيده
ليعدن رجا ل قتلوا في سبيل الله شهداء انتبشهم الله علماء لما يرون من كرا مثهم
فان احدا لم يعلد عا لما وانما الئلم باالتعلم. (رواه الترمذ)
Artinya:
“Ibnu Mas’ud RA berkata: kalian mesti berilmu
(menguasai ilmu) sebelum mati menjemput. Maka demi “dzat” yang menguasai diri
yang menyayangi seseorang yang meninggal di jalan Allah dengan mati syahid.
Sesungguhnya Allah akan membangkitkannya (ulama) karena kemuliaannya.
Sesungguhnya seorang dilahirkan tanpa ilmu dan ilmu bisa di dapat melalui
dipelajari”. (H.R. Tirmidzi)
DAFTAR PUSTAKA
al-Abrasy M. Athiyah. 1968.
At-Tarbiyah al-Islamiyah (terj; Bustami A.Goni, dan Djohar Bakry) Bulan
Bintang. Jakarta.
Al-Abrasy M. Athiyah. 1969.
At-Tarbiyah al-Islamiyah wal Falsafatuha, Isa al-Baby al-Halaby.Qahirah
al-Attas An Naquib, 1988. Konsep
Pendidikan Dalam Islam. Mizan. Bandung..
al-Attas. Syeh Muhammad al- Naquib Aims and Objektive of Islamic education .
al-Attas. Syeh Muhammad al- Naquib Aims and Objektive of Islamic education .
Alhumami Amich (The World Bank,
Primary Education, 1990); artikel lepas; Membangun Pendidikan Yang Bermutu
al-Munawwar Aqil Said Husein, 2005.
Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani: Dalam Sistem Pendidikan Islam, Ciputat Press.
Ciputat al-Qurtubi Ibnu Abdillah Muahammad bin Ahmad al-Ansari, tt. Tafsir
al-Qurtubi. Durusy. Cairo.
Anis Ibrahim. 1972. Al-Mu’jam
al-Wasit. Angkasa. Jakarta..
Asegaf, Abd. Rachman. 2005; Politik
Pendidikan Nasional; pergeseran Kebijakan Pendidikan Agama Islam dari
Proklamasi ke Reformasi. Kurnia kalam.Yogjakarta;.
Ashraf Ali. 1989. Horison Baru
Pendidikan (Islam dan Umum). Pustaka Firdaus. Jakarta..
Furchan Arief, 2004; Transformasi Pendidikan Islam Di Indonesia; Anatomi Keberadaan Madrasah dan PTAI, Gama Media, Yogyakarta.
Furchan Arief, 2004; Transformasi Pendidikan Islam Di Indonesia; Anatomi Keberadaan Madrasah dan PTAI, Gama Media, Yogyakarta.
Jalal Abdul Fattah. 1977.Min
al-Usuli al-Tarbawiyah fi al-Islam. Darul Kutub Misriyah. Mesir.
Jusuf Amir Feisal, 1995; Reorientasi
Pendidikan Islam, Gema Insani Press. Jakarta.
Langgulung Hasan. 1980. Asas-asas
Pendidikan Islam. Pustaka al-Husna. Jakarta.
Ma’luf Louis. 1960. Al-Munjid fi
lughah.Dar al-Masyriq. Beirut.
Marimba Ahmad D. 1989. Pengantar
Filsafat Pendidikan Islam. Al-Ma’arif. Bandung.
Muhaimin, 2002; Paradigma Pendidikan
Islam; upaya mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah; Rosda karya;
Bandung
Nasir, Ridwan 2005. Mencari Tipologi
Format Pendidikan Ideal ( Pondok Pesantren ditengah Arus Perubahan), Pustaka
Pelajar. Yogyakarta..
Noor Deliar, 199; Gerakan Modern
Islam di Indonesia, 1900-1942 LP3ES. Jakarta.
Razi. Fathur. tt Tafsir Fathur Razi.
Dar al-Kutub al-Ilmiyah. Teheran
Ridho Rasyid. 1373 H Tafsir
al-Manar. Dar al-Manar..
Steeinbrink Karel A., 1986;
Pesantren, Madrasah dan Sekolah : Pendidikan Islam Kurun Modern . LP3ES.
Jakarta
Syahminan Zaini. 1986.
Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam. Pustaka al-Husna. Jakarta
Syam Muhammd Noor, 1989.Filsafat
Pendidikan da n Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila. Usaha Nasional. Surabaya
Tafsir Ahmad. 1992. Ilmu Pendidikan
dalam Perspektif Islam. Rosda Karya. Bandung
Tilaar H.A.R., 2004;
Multikulturalisme; Tantangan-tantangan Global masa Depan dalam Transformasi
Pendidikan Nasional, Grasindo, Jakarta
Yunus Mahmud, 1995; Sejarah
Pendidikan Islam. Mutiara Sumber Nidya, Jakarta
Zuhairini. 1950. Metodik pendidikan
Islam. IAIN Tarbiyah Sunan Ampel Press. Malang.
Posting Komentar untuk "Contoh Makalah Konsep Pendidikan dalam Ajaran Islam II"