Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran dengan Pendekatan Problem Posing Dalam Pembelajaran Fisika
Lintas Ruang - Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran dengan Pendekatan Problem Posing Pembelajaran melalui pendekatan problem posing mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan (Rahayuningsih, 2002:18), diantaranya adalah:
Kelebihan Problem Posing
Kegiatan pembelajaran tidak terpusat pada guru, tetapi dituntut keaktifan siswa.
Minat siswa dalam pembelajaran fisika lebih besar dan siswa lebih mudah memahami soal karena dibuat sendiri.
Semua siswa terpacu untuk terlibat secara aktif dalam membuat soal.
Dengan membuat soal dapat menimbulkan dampak terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah.
Dapat membantu siswa untuk melihat permasalahan yang ada dan yang baru diterima sehingga diharapkan mendapatkan pemahaman yang mendalam dan lebih baik, merangsang siswa untuk memunculkan ide yang kreatif dari yang diperolehnya dan memperluan bahasan/ pengetahuan, siswa dapat memahami soal sebagai latihan untuk memecahkan masalah.
Kekurangan Problem Posing
Persiapan guru lebih karena menyiapkan informasi apa yang dapat disampaikan
Waktu yang digunakan lebih banyak untuk membuat soal dan penyelesaiannya sehingga materi yang disampaikan lebih sedikit.
Problem Posing Berbasis Aktivitas
Problem posing berbasis aktivitas didefinisikan sebagai tugas perumusan soal yang harus dilakukan oleh siswa (pribadi ataupun kelompok) yang berfokus pada aktivitas siswa yang merupakan strategi pembelajaran dengan paradigma konstruktivis.
Seperti yang telah dipaparkan di atas, bahwa pembelajaran yangmenekankan proses pembentukan pengetahuan oleh siswa sendiri dinamakan pembelajaran konstruktivisme. Dalam konteks belajar seperti ini, aktivitas siswa menjadi syarat mutlak agar siswa mengalami perkembangan pemikirannya.
Menurut Suparno (1997:65), sebagai implikasi dari diri-ciri pembelajaran dalam pandangan konstruktivis terhadap pembelajaran fisika, maka lingkungan belajar perlu diupayakan sebagai berikut.
Menyediakan pengalaman belajar dengan mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan.
Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak perlu semua mengerjakan tugas yang sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara.
Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sosial yaitu terjadinya interaksi dan kerjasama seseorang dengan lingkungannya, misalnya interaksi dan kerjasama antar siswa serta kerjasama antara siswa dengan guru.
Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga fisika menjadi lebih menarik dan siswa mau belajar.
Dengan mengacu pada strategi konstruktivis guru dapat menerapkan prinsip problem posing dalam pembelajannya. Menurut Aurbach (dalam Sarah Nixon-Ponder, 1992) menyederhanakan lima langkah pembelajaran dengan problem posing yaitu:
Menguraikan isi
Dalam hal ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok diskusi untuk memperbincangkan apa-apa yang telah siswa amati dan apa-apa yang telah siwa alami. Dalam bagian ini diahapkan agar terjadi saling bercerita tentang apa yang mereka lihat dan mereka alami dalam suasana santai, akrab dan nyaman tetapi masih dalam batas ilmiah.
Setelah terbentuk suasana seperti di atas maka guru dapat meminta siswa untuk menuliskan apa yang mereka lihat sebagai sebuah situasi. Dari situasi tersebut guru dapat memulai membuat pertanyaan, misalnya “apa yang kamu lihat dari gambar ini? (situasi berupa gambar atau foto), pertanyaan lain misalnya “ menceritakan tentang apa dialog itu? (situasi berupa cerita, artikel, berita).
Sebagai contoh pembelajaran problem posing dalam pokok bahasan getaran dan gelombang.
Kelompok I : Ayunan yang didorong akan bergerak bolak-balik
Kelompok II : Permukaan air yang tenang jika diberi usikan akan menimbulkan riak-riak kecil berbentuk lingkaran.
Dan seterusnya kelompok lain.
Menegaskan masalah
Dalam hal ini siswa diminta untuk mengidentifikasi masalah dari situasi yang diadakan. Siswa dapat mengidentifikasi lebih dari satu masalah, siswa dapat mengidentifikasikan menjadi dua masalah atau lebih tetapi tidak boleh saling terpisah maksudnya yaitu masing-masing masalah harus terkait dengan situasi yang diadakan.
Kelompok I : Dinamakan apakah gerakan bolak-balik itu?
Benda apa lagi yang bergerak bolak-balik?
Dan sebagainya.
Kelompok II : Mengapa air akan menghasilkan riak-riak kecil jika diberi usikan?
Disebut apakah usikan itu?
Dan sebagainya.
Menampilkan permasalahan individu
Setiap siswa diminta untuk menulis ide masing-masing dengan selengkap-lengkapnya atas dasar masalah yang dikemukakan oleh masing-masing kelompok tersebut. Kemudian siswa memikirkan, memahami, menganalisis dan mendiskusikan serta saling bertukar pendapat dengan siswa lainnya. Dalam hal ini guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
Membahas masalah
Dari setiap masalah yang diajukan oleh siswa kemudian didiskusikan di depan kelas, dalam hal ini guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang membimbing jalannya diskusi, guru menggaris bawahi pernyataan khusus yang menimbulkan persepsi yang bermacam-macam. Selama diskusi berlangsung, guru tidak berhak untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan siswa, siswa dibiarkan untuk mencari jawaban sendiri atas masalahnya. Hal ini akan merangsang keaktifan siswa dalam perumusan masalah dan dalam mencari penyelesaiannya.
Membahas alternatif permasalahan yang lain
Guru sebagai fasilitator membimbing siswa dalam mencari alternatif pemecahan masalah dan membahas akibat-akibat yang terjadi. Setelah diskusi, siswa akan lebih terlatih dalam mencari jawaban atas setiap masalah yang ada serta lebih mudah untuk mencari penyelesaian atas masalah-masalah lainnya.
Problem posing mengutamakan lebih banyak keaktifan siswa, secara garis besar guru hanya bertugas untuk:
Menggalakkan siswa untuk mengolaborasikan pertanyaan-pertanyaan dan jawaban mereka.
Menggalakkan siswa untuk menyampaikan pendapat tentang sebab-sebab suatu peristiwa atau situasi.
Menggalakkan siswa untuk melakukan hipotesis, mengamati dan mendiskusikan terhadap suatu peristiwa/situasi.
Guru menggaris bawahi pernyataan khusus yang menimbulkan persepsi bermacam-macam, kemudian siswa mendiskusikan lagi untuk mencapai persamaan persepsi yang benar. Kesimpulan dari hasil diskusi diharapkan adalah:
Gerak bolak-balik suatu benda secara periodik melalui titik kesetimbangan disebut dengan getaran.
Gelombang adalah getaran/usikan yang merambat melalui suatu medium.
PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING BERBASIS AKTIVITAS DI SMUN I BANJARMASIN
SKRIPSI
Posting Komentar untuk "Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran dengan Pendekatan Problem Posing Dalam Pembelajaran Fisika"